Sabtu, 30 April 2016

Kesan Mengenal Komunitas BAM (Blogger Aktif Menulis)

 Setiap orang sangat menunggu kehadiran hari sabtu dalam setiap akhir pekan. Pastinya dengan persiapan dan rencana-rencana khusus tersendiri yang akan dilakukan diakhir pekan nanti. Mulai dari persiapan untuk liburan, acara keluarga, hangout bareng sahabat, bertemu dengan someone spesial, sampai merencanakan untuk tidur seharian karena bebas dari rutinitas dan aktifitas yang menyita waktu setiap harinya. Sangat banyak pilihan-pilihan acara yang akan dilaksanakan diakhir pekan oleh kebanyakan orang. Tetapi, tidak lepas dari itu, masih banyak juga orang-orang yang masih sibuk dengan pekerjaannya dan tetap dilakukan disetiap akhir pekan. 
     Akhir pekan atau bisa juga dibilang malam minggu adalah hari yang sudah aku “cap” sebagai hari yang paling membosankan. Semua orang sibuk dengan acaranya masing-masing, pergi dan tak kembali dalam waktu yang singkat. Akhirnya aku berfikir dan merenung… apa yang harus aku lakukan? Setidaknya ada kegiatan yang harus aku ikuti atau pekerjaan yang harus aku selesaikan.   Akhirnya aku berusaha untuk memproduktifitaskan waktu dengan mengikuti kegiatan-kegiatan diskusi ataupun sekedar mengikuti kumpulan-kumpulan bersama orang-orang para pencari ilmu, dan Alhamdulillah rasa bosan ini sedikit terobati.
    Aku mengenal handphone sejak kelas 2 smp, yang hanya bisa digunakan untuk telpon dan sms. Sejak dulu aku sudah terbiasa membeli barang yang disesuaikan dengan kebutuhan. Hingga akhirnya kebiasaan itu masih melekat sampai sekarang. Menginjak SMA aku menabung hingga dapat membeli handphone dengan aplikasi kamera dan dapat digunakan untuk browsing tetapi bukan semacam hp android. Hingga menginjak masa kuliah disitulah aku mulai dikenalkan dengan handphone android dengan berbagai macam aplikasi yang lebih mudah dan lebih luas lingkupnya.
     Aku yang memang senang membaca, selalu mencari-cari kegiatan meskipun hanya sekedar membaca postingan-postingan di media sosial, aku selalu merasa asyik dengan caraku. Salah satu hal paling berkesan adalah membaca postingan dari grup whatsapp tentang pendaftaran anggota BAM. Kesan yang aku rasakan saat membaca postingan ini aku merasa tertarik dan tidak tertarik… hehe. Pertama, tertarik karena terdapat kata ‘menulis’, tidak tertarik karena terdapat kata ‘Blog’.      Aku yang sejak dulu senang menulis sangat sensitif terhadap informasi-informasi yang berhubungan dengan kepenulisan. Tetapi kalo untuk masalah Blog aku merasa fanatik karena rasanya ribet dan terlalu berat untuk dipelajari. Hehe… Aku pun memutuskan untuk mendaftar menjadi anggota komunitas BAM dan beberapa hari kemudian akhirnya diaccept oleh Mas Admin. Tidak terlalu menyita waktu dalam tahap penyesuaian dan perkenalan bersama anggota grup. Obrolan yang nyambung dan terarah. Meski sempat terganggu karena tiba-tiba terdapat notification WhatsApp yang membludak hingga ratusan chat. Sebenarnya aku sempat terganggu, tetapi seiring berjalannya waktu akhirnya aku dapat menikmati prosesnya, dan ilmu yang aku dapatkan seputar blog pun lumayan sedikit bertambah. Setidakmya aku sudah merasa tidak fanatik lagi dengan yang namanya ‘Blog’. Karna salah satu fungsi dari blog itu sendiri adalah media untuk menulis, baik menyampaikan ilmu, motivasi ataupun inspirasi hidup.
Bukan suatu hal yang berlebihan atau pun lebay. Tetapi yang saya rasakan sekarang, aktifitas yang aku lalui kini lebih berwarna-warni seperti pelangi. Hehehe… Hmm… begitulah caraku dalam memaknai hidup. Mencari dan mendapatkan inspirasi darimana pun arahnya dan dimana pun tempatnya. Sungguh, sangat bersyukur diberi kesempatan untuk mengenal para anggota BAM ini, dari berbagai macam daerah pula (se-nusantara), mempunyai visi, misi dan tujuan yang sama. Menulis untuk menginspirasi Ummat… Menulis untuk menyampaikan Ilmu…. Dan Menulis untuk penyempurnaan dalam mengekspresikan makna kehidupan… tidak hanya jiwanya yang hidup tetapi akal, pikiran dan hati juga perlu nutrisi untuk tetap hidup. Dengan cara mencari inspirasi, menjadi inspirasi (menulis) dan mendapat inspirasi (membaca). . . 

Jumat, 29 April 2016

Motivasi Hidup

                                                            

     Motivasi Hidup adalah suatu energi positif dalam bentuk semangat yang dapat mempengaruhi segala aktifitas kita dalam menjalani alur hidup yang penuh dengan warna warni ini. (Motivasi merupakan suatu alat pelecut diri untuk tetap konsisten dalam memegang prinsip hidup dalam  jangka waktu  yang panjang agar terus dan tetap bertahan dalam indahnya luka likunya hidup. Motivasi dapat kita temukan dimanapun tempatnya. Dari sekian banyak motivasi hidup yang saya dapatkan, dalam tulisan ini, ijinkan saya untuk mengulas sedikit saja perjalanan saya dalam mendapatkan motivasi dan semangat hidup dari kedua orang tua saya… Ayah dan Ibunda tercinta.
     Sangat saya sadari banyak sekali perubahan yang saya rasakan pasca saya berada jauh dari kedua orang tua untuk menuntut ilmu di rantau. Masih teringat awal di rantau, 3 bulan telah  berlalu dan saya jalani perjalanan ini tanpa ditemani Ayah dan Ibu. Selama 3 bulan ini saya dan teman-teman ditempa dengan berbagai kegiatan yang bisa disebut ekstrim dan menakjubkan dengan disuguhkan berbagai macam kegiatan kampus dan kegiatan  program keagamaan. Mulai dari kegiatan ta’aruf/ospek yang disuguhkan dengan berupa pemaparan materi yang menyita waktu untuk menambah wawasan kita sampai kepada outbond-outbond yang dilakukan oleh kakak kelas yang bertujuan menempa mentalitas kita, sampai kepada program-program keagamaan yang menbutuhkan waktu tenaga dan pikiran yang cukup ekstra. Baru 3 bulan telah ku lalui perjalanan ini tetapi terasa sudah begitu lama waktu yang digunakan untuk berbagai macam kegiatan yang telah dilakukan karena memang kegiatanku yang dulu tak begitu padat seperti saat ini. 
      Hampir ganjil 3 bulan aku berada di rantau, pengalaman-pengalaman baru telah aku telan untuk dijadikan bahan pelajaran. Aku hanya bisa mengambil hikmah. Dimana disini aku dituntut agar dapat bersikap dengan cermat dan cepat tanggap. Semuanya mengalir apa adanya dan aku memang menikmatinya. 3 bulan disini mungkin bisa disebut suatu percobaan yang keras dan bertujuan untuk membuat suatu pembisasaan diri dalam menghadapi ujian, tantangan hidup dan menghadapi masa dan jalan yang panjang kedepannya. Perjalanan hidup yang membutuhkan proses memang hanya dapat ditempuh oleh orang-orang pilihan yang mempunyai prinsip hidup dan konsekuen terhadap pilihan yang telah diambilnya.
      Selama perjalanan ini tak sedikit aku berpikir untuk berhenti di tengah jalan. Aku yang egois dan tanpa sadar untuk memikirkan perasaan orang-orang yang telah mendukung pilihan ini. Aku memutuskan untuk berhenti. Hanya perasaan dan pikiran saja yang terus bergermuruh di dada ini. Hingga akhirnya aku terpikir akan harapan kedua orang tua untuk meminta anaknya ini menjadi orang yang SUKSES di dunia dan akhirat. Sampai akhirnya saat ini, 2 tahun telah berlalu dan aku bisa menjalaninya. Aku dan motivasiku berharap untuk terus bersama. Agar kelak saat aku rapuh akan tetap ada setitik harapan. Meski hanya berupa kata-kata yang terngiang di telinga ini . . . Ya.. itulah suara Ayah dan Ibuku… harapan-harapannya, nasehat-nasehatnya dan cita-cintanya terhadap sang anak. Tak dapat terpungkiri, hanya keluluhan hati yang dirasa saat teringat segala asa yang diinginkannya. . . 


Selasa, 05 April 2016

Surat Untuk Ayah

Ayah... aku merasa kita sekarang semakin jauh... bukan merasa, tapi faktanya kita memang jauh karna jarak yang memisahkan.

Waktu itu, jarak kita sangat dekat, tapi kita masih tetap berjauhan...
Tak ada obrolan, tak ada candaan, tak ada pelukan ataupun sekedar berbagi cerita di senja hari melihat jingganya matahari terbenam menunggu malam... Tak ada.
Dulu...
Waktu itu... aku masih ingat saat aku masih duduk di bangku Sekolah Dasar, kita sempat dekat Ayah... kau menuntunku dan mendengarkan aku mengaji surat-surat pendek. Hingga akhirnya kau tertidur ba'da subuh itu, meski sepertinya kau masih tetap mendengarkan aku mengaji.

Ayah...
Waktu itu bulan ramadhan, aku selalu berbuka saat tiba waktu adzan dzuhur berkumandang. Belum pernah sampai ashar apalagi sampai magrib. Tapi, waktu itu... kali pertamanya aku berpuasa hingga adzan magrib itupun karna aku tertidur sampai ashar, dan aku memutuskan untuk berbuka waktu magrib. 
Waktu itu... kau berkata "Iya sampai magrib aja sekali ini mah, kan anak Ayah mah cerdas". dan akhirnya kau mengajak aku jalan ke alun-alun kota. Berdua...

Ayah... 
Waktu itu... Setiap kali ayah pulang kerja aku selalu digendong ayah, padahal ayah masih capek karna baru nyampe rumah. Tapi engkau tetap bersemangat menggendong anakmu ini...

Ayah...
Waktu itu aku sempat bercerita banyak, tentang sekolah, tentang teman-teman dan celoteh-celoteh lucuku dulu. Kita akrab, bersama ibu dan kakak-kakak.

Ayah... 
waktu itu aku sakit, aku tau ayah khawatir. Tapi aku tak begitu menghiraukannya...
Ayah dan masa kecilku... Tak sepenuhnya aku dapat mengekspresikan kebahagiaanku akan segala bentuk sekecil apapun yang engkau persembahkan untuk anakmu ini.

Ayah...
Jujur aku rindu masa-masa itu...
masa dimana aku injakkan kaki ini di atas punggungmu hanya untuk sekedar menghilangkan sedikit rasa capek dan pegalmu itu.

Ayah...
Waktu itu aku bersama ayah menunggu warung di jalan yang deket trotoar itu, aku tertidur dan ayah mengipas-ngipas badan ini karna panasnya malam Ibu Kota Jakarta. 
Terimakasih atas perhatian itu Ayah...


Hingga akhirnya kini ku beranjak dewasa... kita tak sedekat dulu. Ayah sekarang berubah. Tak semua perkataanku dan obrolanku kini ayah terima. Ayah selalu ingin menang dengan pendapat Ayah. Meskipun begitu, aku tak marah ayah...

Ayah...
waktu itu saat aku mengikuti test seleksi, ayah meminta ijin agar dapat mengantarkanku. Tapi aku menolak tak mau diantar. Bukan aku malu ayah... bukan karna aku merasa udah jadi anak gede, aku hanya takut ayah kecewa kalo aku nanti gagal atau nggak diterima...

Ayah...
Menurutku kasih sayang Ayah tak selalu diekspresikan secara blak-blakkan... Kini aku mengerti Ayah... 

Ayah... intensitas kita bertemu semakin terbatas. semoga do'a-do'a yang terhaturkan tidak pernah terhalang oleh ruang dan waktu... 

Thank's for all Ayah... 
Aku akan berusaha untuk membuat ayah bahagia... ♡♡♡

Senin, 04 April 2016

Ma’rifatunnas (Mengenal Manusia)



Bismillahirrahmaanirrahiim….

….Kenalilah diri sendiri maka engkau akan mengenal RAbb-Mu….

 Mengenal manusia mempunyai makna sangat kompleks. Pada hakikatnya mengenal manusia adalah suatu kewajiban kita yang terlahir dan diciptakan sebagai manusia yang mempunyai akal untuk berfikir dan akal fikiran ini tentunya harus dipakai untuk terus menggali dan mencari segala sesuatu yang berhubungan dengan segala ciptaan-Nya, yang menciptakan Langit dan Bumi beserta isinya, yaitu Allah SWT., yang mempunyai Kerajaan Langit dan Bumi yang menguasai seluruh Alam ini. 
      Ada pepatah mengatakan, “Tak kenal maka tak sayang” atau “Tak kenal maka ta’aruf (kenalan)” dan perkenalan yang satu ini sangat jarang dilakukan (ma’rifatunnas). Misalnya kita sayang terhadap seseorang, sebut saja orang tua (Ibu dan Bapak), contoh sederhananya kita sebagai anak mempunyai perhatian lebih terhadap orang tua mengetahui hal apa saja yang disukainya, mengetahui hal apa saja yang tidak disukainya, baik itu yang berhubungan dengan makanan, keadaan di rumah, dalam hal bersikap ataupun hal lainnya. Ini merupakan bentuk salah satu perkenalan, mengenal hal yang disukai ataupun tidak disukainya dan ini adalah bentuk kasih sayang seorang anak kepada orang tuanya yang mempunyai tujuan untuk memberikan yang terbaik untuk kedua orang tua. Begitu juga “ma’rifatunnas” sudah kewajiban kita untuk mengenal diri sendiri. Apa tujuan diciptakannya manusia, apa kewajiban yang harus dilakukan manusia, apa yang harus ditinggalkan oleh manusia, apa perbedaan manusia dengan makhluk lainnya (hewan), bagaimana proses penciptaannya, dan sebagainya.
      Persamaan yang jelas antara manusia dengan makhluk lain (hewan) :
1. Mengalami proses penciptaan
   Manusia dan hewan sama-sama mengalami proses penciptaan : dari yang tidak ada menjadi ada.
2. Memerlukan kebutuhan biologis.
Sama-sama membutuhkan kebutuhan biologis seperti makan, minum, tempat tinggal dan lain sebagainya.
3. Lahir dengan tidak membawa apa-apa.

Perbedaan manusia dengan makhluk lainnya :

1. Manusia dibekali fitrah (QS. Al-A’raaf:[7]172)

“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab:”Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi”. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)”.

Ayat ini menjelaskan tentang kesaksian Allah SWT., terhadap manusia saat berada di alam ruh. 

2. Diberi Amanah (QS. Al-Baqarah:[2]:30)

“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikata:”SEsungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalidah di muka bumi”. Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau? Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”.

Ayat ini merupakan penjelas bahwa Allah Maha Mengetahui terhadap sesuatu yang belum diketahui makhluk-Nya baik oleh manusia atau malaikat. Allah memberikan amanahpun pada dasarnya merupakan kepercayaan-Nya terhadap manusia bahwa manusia dapat menjalankan amanah dari Allah SWT., (sebagai khalifah/pemimpin di muka bumi).

3. Diberi tugas untuk beribadah kepada Allah SWT., 

“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku”.

Mengabdi=Beribadah.

 Ibadah adalah segala aktivitas yang dilakukan oleh seorang ‘abid (hamba) yang di dalamnya ada nilai-nilai keta’atan, ketundukan, kepatuhan, penghambaan, kecintaan kepada ma’bud.

 Ibadah kepada Allah adalah segala aktifitas yang dilakukan oleh seorang ‘abid yang didalamnya ada nilai-nilai keta’atan, ketundukan, kepatuhan, penghambaan, dan kecintaan kepada Allah.

 Ibadah kepada selain Allah adalah segala aktifitas yang dilakukan oleh seorang ‘abid yang di dalamnya ada nilai-nilai keta’atan, ketundukan, kepatuhan, penghambaan, dan kecintaan kepada selain Allah. Selain Allah disini mempunyai arti terhadap sesama manusia baik dalam kategori atasan dalam suatu perusahaan ataupun lainnya. Saling menghargai oke. Loyalitas oke. Tetapi jika keluar dari prinsip hidup manusia, tetap harus ditolak dan tidak diikuti dengan cara baik-baik.

 Introspeksi diri… Perbaiki niat… Semangat… !!!!!


Jumat, 01 April 2016

Ketika Hati beristighfar...

Sepulang kuliah seperti biasa aku istirahat di bawah pohon rindang... ya... meski sebenarnya udah nggak rindang tapi masih bisa berteduh, menghindari panas nya Bogor siang ini.

Aku disini ditemani es jeruk berusaha buat ngademin kepala yang rasanya panas dan mumeeeeeeeet banget. Tapi masih panas, gak ada perubahan...

Bete memang... pengen nangis? udah biasa... pengen teriak... nanti disangka aneh. Pengen ngeluh... sama siapa? Sama temen? sekarang udah pada pergi mungkin udah capek ngadepin sikap aku yang egois kayak gini. Wajar mereka capek. Aku sendiri aja ngerasa capek...
Astagfirullah... Ibuuuuuuu.... apa yang harus aku lakuin.. capek... Pengen udahan aja. Tapi aku bingung bu... Apa alasan aku harus nyerah gini aja. Aku butuh nasehat bu... Ibuuu... aku rindu akan kata-kata positif yang selalu aku tulis di buku kecil dulu... Sekarang aku udah berubah... aku pengen nulis kata-kata positif itu lagi... Aku pengen kaya dulu... tak terasa aku menangis tanpa suara. Merenung... apa yang salah dengan diri ini dan sesaat aku terpikir mata kuliah praktek tadi.... ah kacau,.. karna aku yang gak fokus, praktek tadi kacau semua... Egois, aku egois... Ya Allah... maaf aku yang kurang bersyukur... maafkan aku yang suka mengeluh. Hanya satu pintaku ya Allah... tetapkanlah aku agar selalu bersyukur dan menikmati setiap harinya dalam keceriaan...
Astagfirullah...Astagfirullah...
Astagfirullah...
Akhirnya aku pulang dengan wajah yang lebih sedikit ceria dari sebelumnya... 

Pagi hari menunjukkan pukul 05.30 aku diam di tangga lantai 3. Memandang lurus ke depan dan merasakan nikmatnya pagi ini. Aku ditemani buku yang aku pinjam dari kakak tingkat sore kemarin berjudul 'Al-Qur'an untuk Hidupmu' karya Dr. Sultan Abdulhameed. Baru Bab 1 yang sudah aku baca berjudul 'Mulai dengan bismillah'. Alhamdulillah perlahan aku kembali tenang, kembali terinspirasi, kembali semangat, suasana pagi inipun sangat mendukung. Sang fajar yang baru terbit di ufuk sana...
Indah.... Sangat indah... benar-benar indah... Aku suka. Alhamdulillah masih diberikan kesempatan untuk sadar lewat bacaan buku ini.

Mulai semuanya dengan bismillah... ^^ Dalam Al-Qur'an semua surat diawali dengan bismillah kecuali QS. At Tawbah. lafadz basmallah sudah cukup jelas mempunyai arti bahwa Allah Maha Rahmaan yang menunjukkan intensitas kasih sayang yang besar dan kuat. Kata Rahiim digunakan untuk menunjukkan sifat kasih dan sayang yang abadi. Allah Maha Rahmaan Maha Rahiim berarti kasih dan sayang-Nya sangat besar kepada makhluk-Nya tidak pernah berakhir...
Jadi saat membaca basmallah dalam melakukan sesuatu akan tersirat dalam bayangan
akan sifat-sifat Allah Swt. yang terdapat dalam lafadz basmalah tersebut. Karna sesungguhnya Allah benar-benar sangat menyayangi makhluk-Nya.

Allah Swt. tidak akan pernah mendzolimi makhluk-Nya. Segala bentuk teguran-Nya, permintaan kita yang masih tertunda itu adalah wujud kasih sayang-Nya dalam bentuk tempaan yang merupakan suatu pelajaran agar diri ini bersabar dalam keta'atan. Tak ada yang lain hanya ingin mendidik diri-diri ini untuk mandiri dan tetap kuat dalam kondisi menghadapi zaman pada saat ini...
Ah rasanya malu diri ini ketika pernah berburuk sangka kepada-Nya... Astagfirullah... Semoga Engkau tetap memberikan kesempatan berupa ampunan-Mu kepada hamba-Mu yang cepat rapuh, banyak mengeluh dan banyak pinta ini... Astagfirullah...

Aamiin Allahumma aamiin...^^