Rabu, 30 Maret 2016

Hati yang bersyukur adalah kunci kebahagiaan...


Hidup adalah pilihan. Bahagianya hidup atau sengsaranya hidup akan ditentukan oleh pilihan kita. Bahagia itu relatif... hanya masing-masing diri yang bisa menciptakan kehidupan yang bahagia dan masing-masing juga yang menciptakan kehidupan yang sengsara. Di bawah ini ada beberapa Tips untuk menciptakan kebahagiaan :

♡ Bersyukur karena masih diberikan kesempatan untuk menikmati dan menghirup udara yang khas saat terbangun dari lelapnya tidur.

♡ Bersyukur pada saat masih berada di posisi saat ini yang mungkin belum tentu orang lain dapat merasakannya.

♡ Bersyukur saat masih diberikan nikmatnya lelah karena telah melalukan aktifitas positif sepanjang hari.

♡ Bersyukur saat diberikan kesempatan menerima pelajaran dalam bentuk tempaan untuk menguatkan mental kita.

♡ Bersyukur saat diberikan lingkungan sosial yang perduli terhadap kita.

♡ Bersyukur saat dihadapkan dengan orang-orang yang hebat karena mungkin tidak semua orang dapat mendapatkan kesempatan seperti ini.

♡  Bersyukur saat diberikan pemahaman terhadap suatu ilmu...

  Adapun tips agar terhindar dari menciptakannya suatu kehidupan yang tidak bahagia...

¤ Jauhi hal-hal yang tidak bermanfaat.

¤ Hormat terhap guru.

¤ Berusaha untuk continue atau berkelanjutan dalam melakukan aktifitas positif. Sehingga kewajiban menjadi kebiasaan.

¤ Meluruskan niat karna Allah SWT., dan kebahagiaan orang tua.

¤ Bersikap ikhlas serta menikmati prosesnya...

¤ Melakukan liburan untuk merefresh diri agar terus bersemangat dan tidak jenuh...

Dan banyak lagi bentuk kesyukuran lainnya...
Alhamdulillah...

Minggu, 27 Maret 2016

Perjalanan ditemani Hujan....


weekend ini ku putuskan untuk bersilaturahim at my sweet home. temu kangen bersama keluarga... terkhusus ibu dan ayah tercinta...
rencana punya rencana planning untuk bersilaturahim at my sweet home tak jadi... ada beberapa hal yang menyebabkan planning ini tak terealisasi...
meski... aku ketemu ibu sama ayah di tempat yang berbeda... (rumah kakak) . . .
seminggu lamanya aku berada disini... hari terakhir disini, aku mendapatkan hikmah yang memang perlu dijadikan pelajaran. Hikmah pertama... "fastabiqulkhoirot" berlomba-lomba dalam kebaikan. artinya saat kita melakukan kebaikan dengan niat lillah tanpa mengharap balasan apapun maka disitulah  dapat merasakan nikmatnya belajar ketulusan. dan Allah adalah sebaik-baiknya pembalas...
hikmah kedua didetik-detik terahir aku dengan kebersamaanku... harus berhenti dulu sampai disini. melanjutkan kembali perjalanan yang lelah, penuh perjuangan tapi seru. akhirnya aku pamit di hari minggu yang sangat cerah, karna matahari terlihat muncul sepenuhnya sampai menjelang sore. dengan sebelumnya menikmati semangkuk bubur berdua di pagi hari bersama ibu tersayang dan makan siang bersama di teras rumah... terasa nikmat kebersamaan ini... Allah sang Maha penyayang... aku paham akan kasih sayangNya lewat petunjukNya akan pilihan yang harus aku pilih 2 tahun yang lalu. dimana aku harus pergi dari kebersamaan ibu dan ayahku untuk melanjutkan pendidikan, yang setiap harinya tanpa didampingi kedua orang tua. aku yang semangat, tak melulu memikirkan hal ini. dan aku memilih jalan ini, jalan menuju masa depan yang cerah karna aku yakin ini semua tidak lepas dari campur tangan dan keputusan dari-Nya... Toh selama ini aku berusaha untuk selalu meminta petunjuk-Nya. terus sekarang pertanyaannya apa yang membuat aku selalu berpikir ke belakang dengan pernyataan "andai aku dulu tak mengambil kesempatan ini". astagfirullah... padahal aku yang meminta Allah mengijabah harapanku. tp setelah harapan ini terwujud aku masih tak bersyukur...

astagfirullah... astagfirullah... astagfirullah... Allah... Engkau Sang Maha pemilik hati ini, engkau yang membolak balikkan hati ini, tetapkan hati ini untuk terus selalu bersyukur dalam apapun kondisinya...dan ada hal yang memang membuat pikiran ini terganggu. aku yang saat ini sedang dalam kondisi jauh dari ibu dan ayah aku memutuskan untuk berhenti sampai disini. apalagi saat Allah memberikan teguran aku langsung down dan gak pikir panjang... astagfirullah... padahal Allah sudah menjelaskan dalam QS. Al-Baqarah : 214
"Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat".

ayat ini mempunyai makna bahwa siapa yang dapat menjamin dirinya masuk surga padahal tahapan untuk mendapatkan tiket surga butuh proses. lalu apa yang menjadikan diri ini berputus asa saat Allah memberikan ujian dan merasa diri ini yang paling sengsara, yang paling terpuruk. sedangkan allah berjanji dalam firmannya   QS. Al-Baqarah:286 :

"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir".

dan ayat ini merupakan penjelas bahwa setiap ujian yang Allah berikan adalah sesuai dengan kadar kesanggupan yang dimiliki oleh setiap manusia. dan intinya, hikmah yang kedua ini meski panjang tapi dapat disimpulkan bahwa apapun yang telah dijalani saat ini adalah yang terbaik... Jauh dari ibu dan ayah tercinta adalah bukan suatu kemauan kita yang mempunyai peran sebagai anak yang mempunyai kewajiban berbuat baik kepada ibu dan ayah tercinta. meski jarak yang memisahkan, raga yang selalu tak bersama semoga do'a yang selalu terhaturkan dapat mendekatkan ikatan hati ini... yakin bahwa ikatan batin antara anak dan kedua orang tua itu tak dapat diragukan lagi... dan diakhir waktu ashar aku pergi melangkahkan kaki dengan diantarkan ibu tercinta di belakang sana sembari melambaikan tangan. ku balaskan lambaiannya dan ku berikan seulas senyuman meski sudah tak begitu terlihat dengan jarak yang sangat berjauhan...

dan masih tetap seperti itu meninggalkan jejak-jejak buliran bening yang sudah 2 tahun ini selalu seperti ini...
~ aku bersama rintikan hujan...

Sabtu, 26 Maret 2016

Peranan Link dalam Artikel


Membuat artikel atau apapun jenis tulisan lainnya pastinya Anda semua para pembaca dan khususnya saya yang saat ini sedang belajar menulis mempunyai tujuan tertentu terkait tulisan-tulisan saya yang nantinya diposting di blog ataupun media sosial lainnya.
Adapun tujuan pribadi saya yaitu : yang pertama, saya ingin tulisan saya di kunjungi  dengan sebanyak-banyaknya pengunjung yang dapat memberikan kritik dan saran yang membangun khususnya saya ingin saling memberikan kritik dan saran bagi pembaca yang sama-sama belajar menulis. Sehingga terjalin hubungan simbiolis mutualisme dimana masing-masing dapat saling menguntungkan. Kedua, saya tidak hanya berkeinginan agar tulisan saya dapat dilihat oleh banyak orang, tetapi saya juga berharap tulisan saya bermanfaat bagi para pembaca, misalnya tulisan yang dapat memotivasi dan menambah semangat hidup ataupun artikel tentang ilmu pengetahuan sehingga dapat menambah wawasan bagi para pembaca. Masih banyak lagi harapan-harapan saya terkait tujuan menulis yang bermanfaat bagi ummat.

Akhirnya, setelah sharing dengan pakarnya blog (orang  yang lebih ngerti tentang ilmu blog) saya mendapatkan solusi terkait tujuan awal dalam menulis (Solusi tujuan pertama).

Sangat penting dalam membuat artikel dan diposting di media sosial seperti facebook, twitter, blog, dan akun media sosial lainnya. Artikel yang ditulis usahakan ada nama link yang disematkan baik dalam bentuk daftar isi ataupun lainnya. Adapun jenis link yaitu link internal dan eksternal

Link internal yaitu link yang ada di blog kita dan jika diklik mengarah kepada blog kita yang sesuai dengan judul artikel yang termuat di link tersebut. Seperti berbentuk urutan daftar isi, terstruktur.
Sedangkan link eksternal yaitu link yang ada di blog kita yang berfungsi untuk merujuk fakta, data atau informasi yang bisa dipertanggungjawabkan dan terpercaya. Misalnya kita nulis sejarah biografi salah satu cendekiawan Islam  sudah pasti harus merujuk pada sumber.  Misalnya seperti wikipedia dan lain sebagainya.

So.... Apa ngga pengen pengunjung datang ke blog kita? Pasti pengen tentunya, dan link tersebut adalah salah satu solusi terbaik. Semoga bermanfaat...

Jumat, 25 Maret 2016

Makna Kehidupan

Bismillaahirrahmaanirrahiim…

Mengarungi dan menjalani hidup ini tidak lepas dari kata perjuangan, dan sejatinya dalam segala aktifitas, perbuatan, keadaan hati dan pikiran tentunya dikendalikan oleh diri sendiri yang berperan sebagai pejuang utama dan pertama. Sebagai manusia kita mempunyai kewajiban untuk memahami arti dan makna kehidupan yang sebenarnya. Seperti tujuan diciptakannya manusia adalah untuk beribadah kepada Allah SWT., sesuai dengan firman Allah SWT., dalam (QS. Adh-Dzariyat [51]: 56)
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepadaku”.
Ayat ini mempunyai makna bahwa tujuan Allah SWT., menciptakan jin dan manusia adalah untuk beribadah kepada-Nya, mengabdi kepada-Nya. Beribadah disini mempunyai makna yang sangat luas, yang pertama beribadah dalam bentuk vertikal yaitu ibadah mahdoh (hablumminallah)yang langsung berhubungan dengan Allah SWT., seperti shalat, zakat, berpuasa ibadah haji dan lain sebagainya, bentuk ibadah ini manusia cenderung lebih memenuhi kebutuhannya sendiri (dengan tuhannya) dalam beramal solih untuk mendapatkan pahala. Kedua yaitu ibadah dalam bentuk horizontal yaitu ibadah ghoir mahdoh (hablumminannas) yaitu ibadah yang berhubungan dengan sesama, artinya saling peduli terhadap sesama serta mempunyai jiwa sosial yang tinggi serta mempunyai rasa kepedulian terhadap masyarakat beserta ruang lingkupnya, bentuk ibadah ini berhubungan dengan masyarakat luas.
Manusia, tidak hanya mempunyai kewajiban beribadah kepada Allah SWT., dalam bentuk ritualnya saja. Tetapi juga mempunyai kewajiban untuk mempunyai kepedulian terhadap sesama (masyarakat) misalnya aktif dalam gerakan sosial, bergotong royong, dan sebagainya. 
Allah SWT., Sang Maha Rahman Maha Rahiim.., mempunyai kepercayaan lebih terhadap manusia, karena manusia mempunyai keluarbiasaan tersendiri. Manusia adalah makhluk yang diciptakan Allah SWT. dengan sebaik-baik bentuk sesuai dengan firman Allah SWT. yang terdapat dalam (QS. At-Tin a[95]: 4-6)
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka), kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh; maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya”.
Ayat ini sudah sangat jelas menerangkan bahwa manusia diciptakan dengan sebaik-baik bentuk dengan segala potensi diri yang Allah SWT. Berikan, karena manusia diciptakan dengan dibekali akal yang berfungsi untuk membedakan mana yang baik dan buruk. Tetapi manusia yang lalai, manusia yang tidak amanah dalam menggunakan potensi yang dimilikinya, maka akan dikembalikan ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka). Kecuali bagi mereka yang beriman kepada Allah SWT., dengan beramal solih maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya.
Pada hakikatnya, setiap waktu yang telah kita lalui, perbuatan kita, amalan kita pada akhirnya akan dihisab dengan seadil-adilnya. Oleh karena itu mari sama-sama kita perbaiki diri. Tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini. Se solih-solihnya manusia, se hanif-hanifnya makhluk Allah SWT., tidak akan pernah lepas dari yang namanya godaan syaithon. Oleh karena itu, yuk bentengi diri dengan iman. Perbaiki akhlak dengan Al-Qur’an agar kita semua tidak merugi, karena hidup di dunia hanya sementara, dunia hanya tempat singgah semata. Akal, pikiran dan hati harus sejalan, artinya membenarkan akan segala ketetapan Allah, penciptaan-Nya serta percaya akan adanya hari akhir. Peran manusia di dunia ini adalah bukan hanya sebagai makhluk individu tapi mempunyai peran lain yaitu sebagai makhluk sosial dimana dalam diri kita harus memupuk rasa sosialisasi dan kepedulian yang tinggi  terhadap sesama. Saling berkasih sayang dan saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran.
Allah SWT., berfirman dalam QS. Al-‘Asr [103] : 1-3
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan beramal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran”.
Allah SWT., Maha Rahman Maha Rahiim… sangat banyak bentuk ekspresi syukur kita kepada-Nya. seperti, beramal solih, beribadah secara khusu’, sedekah, dll. Adapun bentuk lain dalam mengekspresikan kesyukukuran kita kepada-Nya yaitu dengan menggunakan potensi yang telah Allah SWT., berikan dalam bentuk ketaatan kepada-Nya. yang pertama, menggunakan pendengaran kita dengan mendengar ayat-ayat Allah SWT., mentafakurinya, memahaminya dan mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Kedua, menggunakan penglihatan kita dengan melihat tanda-tanda kekuasaan Allah SWT., di alam semesta ini, dengan tujuan agar kesyukuran kita kepada-Nya terus bertambah dan bertambah. Ketiga, membersihkan hati dari kotoran-kotoran dunia, sehingga hati ini tetap lunak dan dapat menerima segala kebenaran yang datang dari Allah SWT.,
Allah SWT., berfirman dalam (QS. An-Nahl [16]: 78)
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur”.

“Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?”.
(QS. Ar-Rahmaan [55]:13)

Senin, 21 Maret 2016

Ketulusan mu... kasih sayangmu...

Disini ada harapan yang takkan padam...
Maafkan yang belum memberi kebahagiaan...
Ibu... kasihmu takkan hilang
Kapan ku dapat membalas semuanya...
Saat raga tak berada di sisimu...
Hati ini selalu terpaut padamu karna-Nya...
Ibu...
Do'a ini selalu terhaturkan...
Biarlah sajadah merah yang menjadi saksi..
Saksi akan cinta yang tulus...
Allah...
Engkau adalah sebaik-baik penjaga...
Jagalah dirinya... jagalah hatinya... jagalah pikirannya...
Jagalah dia dari kelelahan dunia...
Bahagiakan dirinya... bahagiakan hatinya...
Allah...
Aku mencintainya karena-Mu...