Jumat, 19 Juni 2015

dampak korupsi jabatan politik



Dampak Korupsi Jabatan Politik
                                                                                               

Politik? Apa sih Politik itu? Mendengar kata “Politik” sekilas aku langsung mengartikan bahwa politik itu berhubungan dengan partai politik. Dimana berbagai macam partai politik menginginkan suatu jabatan untuk mendapatkan kekuasaan, karena untuk mendapatkan suatu jabatan politik, masyarakat harus memilih partai politik yang telah didemonstrasikan oleh calon-calon pejabat politik. Demonstrasi partai politik, biasanya dilakukan dengan cara membuat suatu acara disuatu kota atau lainnya. Menyampaikan maksud dan tujuan serta menyampaikanVisi dan Misi calon pejabat politik tersebut. Kemudian jika terpilih maka.. bla.. bla.. bla… intinya ujung-ujungnya tujuannya untuk mensejahterakan rakyat dan sebagainya jika terpilih nanti. Jabatan politik ini biasanya tidak lepas dari masalah-masalah yang berkaitan dengan korupsi. Korupsi merupakan sebuah masalah besar bagi Negara yang mana dampak dari Korupsi itu adalah kerugian yang dialami oleh Negara. Korupsi sangat erat kaitannya dengan kedudukan dan kewenangan pejabat publik yang senantiasa disorot oleh berbagai kalangan adalah korupsi dengan beranekaragam bentuknya dan masalah prosedur layanan masyarakat.
Korupsi itu bisa mengambil bentuk yang bermacam-macam, dari penyelewengan-penyelewengan jabatan secara halus dan tidak terasa oleh masyarakat luas sehingga bentuk-bentuk korupsinya kasar dan sungguh tidak manusiawi. Pengaruh atau akibat dari korupsi pun tidak sama untuk setiap jenjang administrasi pemerintahan maupun untuk setiap Negara. Akan tetapi, jika ditinjau dari sudut etis esensinya sama, yaitu penyalahgunaan kepercayaan dari orang banyak, dalam hal ini masyarakat atau para warga Negara.
Jika seseorang mendengar istilah korupsi, biasanya yang tergambar adalah adanya seorang pejabat tinggi yang dengan rakus menggelapkan uang pajak, mengumpulkan komisi, atau menggunakan uang Negara lainnya untuk kepentingan pribadinya. Korupsi sebagian besar dikaitkan dengan penggelapan sejumlah uang atau hal-hal yang bersifat material. Sesungguhnya pengertian korupsi yang seperti ini sudah jauh lebih sempit dari pada pengertian awalnya.
Korupsi dapat dianggap sebagai pengurangan dana dan materi yang seharusnya dimiliki oleh Negara  untuk kesejahteraan ekonomi masyarakat. Istilah lain yang biasanya juga dihubungkan dengan korupsi adalah manipulasi. Orang dapat melakukan korupsi pada satu periode yang lama, dengan cara-cara yang dilakukannya mungkin berbentuk serangkaian manipulasi. Jadi, kaitan antara korupsi dan manipulasi dapat dianalogikan sebagai kaitan antara istilah “strategi” dan “taktik”. Strategi digunakan untuk memenangkan “peperangan” sedangkan taktik digunakan untuk memenangkan “pertempuran” lingkup dari strategi adalah lebih luas dengan jangkauan waktu yang lebih lama.
Jadi dapat disimpulkan, bahwa politik berkaitan dengan jabatan politik dan untuk mendapatkan jabatan tersebut harus melalui suatu partai politik yang terpilih dan merupakan suara terbanyak yang telah dipilih oleh rakyat. Faktanya, banyak pemimpin-pemimpin yang terpilih tetapi tidak menggunakan jabatan politik yang dimilikinya dengan sebaik-baiknya. Seperti yang telah dijelaskan tadi di atas yaitu korupsi. Para pejabat politik yang telah terlibat kasus korupsi, sampai saat ini satu persatu telah ditangani oleh KPK. Tetapi, perlakuan hukum yang diberikan tidak sesuai dengan kejahatan yang telah dilakukannya. Sedangkan hukum yang diberikan kepada masyarakat kalangan menengah ke bawah selalu lebih kejam. Karna banyak contoh-contoh berita tentang hukum yang tidak adil yang diberikan kepada masyarakat menengah ke bawah. Tentunya tidak perlu dipaparkan satu persatu dalam tulisan ini.
Apakah itu adil? Saya rasa memang benar dengan kata-kata yang sudah tidak asing lagi di telinga kita semua : “Hukum itu seperti pisau, tumpul ke atas tajam ke bawah”.
            Tetapi, apapun yang terjadi, korupsi yang dilakukan oleh pejabat politik adalah sebagian besar yang terjadi di Indonesia. Tetapi masih banyak kemungkinan juga, ada beberapa atau sebagian besar yang lain yaitu pejabat politik yang mengedepankan kejujuran dan mementingkan untuk mensejahterakan rakyat yang di bawah pimpinannya.